Free Template

product 1

Sebuah web penyedia layanan template gratis untuk yang senang dengan desain blog yang unik.

Multimedia

product 1

Viva news sebuah media yang mengupas berbagai informasi menarik, aktual baik dalam maupun luar negri.

Customizations

product 1

Belajar marketing online untuk pemula dan siap untuk meraih pendapatan hanya di ADSENSE CAMP.

MEMBER MARKETBLOGCOM SMKN 3 PONTIANAK

Tugas Penjualan Retail
Soal 1. Jelaskan tentang In Store Retailing VS Non Store Retailing.
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari keduanya

Tugas Negosiasi
Soal 1. Sebutkan pengertian Negosiasi menurut pendapat anda
2. Berikan contoh Negosiasi yang dilakukan dalam dunia bisnis
3. Apa manfaat Negosiasi dalam dunia bisnis

C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF

Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari suatu kondisi lingkungan di sekitarnanya, yang tidak pernah melewatkan waktunya dengan sia-sia. Orang yang kreatif akan memandang barang yang oleh orang kebanyakan dianggap tidak berguna, menjadi sangat berguna dan mempunyai nilai jual. Orang yang kreatif tidak akan ikut dalam deretan panjang pencari kerja, karena dia sendiri yang akan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan bahkan orang lain. Misalnya :

1. Memanfaatkan barang bekas

Misalnya : - sedotan minuman dibuat bunga

- bulu ayam menjadi lukisan

- perca menjadi keset

2. Memanfaatkan barang yang disediakan oleh alam, misalnya : membuat kerajinan dari tanah liat dari gerabah.
3. Memanfaatkan kejadian/peristiwa yang ada, misalnya: berjualan aneka minuman seperti es buah/kelapa, es teler pada waktu musim kemarau, dan sebagainya.

Seorang yang berjiwa dinamis adalah orang yang mampu melihat lingkungan sebagai sesuatu yang bergolak dan senantiasa berubah sebagai suatu tren dari masyarakat yang tidak terduga. Apabila kita mampu memanfaatkan dengan baik maka kondisi tersebut akan menjadi suatu peluang usaha bagi kita. Di sini orang yang mau bekerja keras, ulet, percaya pada kemampuan sendiri, kreatif dan inovatif akan lebih mudah menemukan peluang usaha yang ada. Jika peluang usaha digali dengan baik maka akan membuahkan hasil yang memuaskan.

Untuk menggali peluang usaha atau bisnis, setiap orang harus berpikir secara positif dan kreatif, yaitu :

1. Harus percaya dan yakin bahwa usahanya bisa dilaksanakan,
2. Mau menerima gagasan baru dalam dunia bisnis,
3. Sering bertanya pada diri sendiri,
4. Bersedia mendengarkan saran dari orang lain,
5. Mempunyai etos kerja yang tinggi,
6. Pandai dan terampil ; berkomunikasi.

Inovatif adalah suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya suatu produk atau jasa ke arah yang lebih produktif. Beberapa faktor yang mendorong untuk melakukan inovasi dalam usaha antara lain keinginan untuk berprestasi, adanya sifat penasaran atau keinginan untuk menanggung risiko, faktor pendidikan, pengalaman, dan adanya peluang.

Adapun tujuan mengadakan inovasi dalam usaha adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat.
2. Untuk menyesuaikan selera masyarakat.
3. Untuk menyesuaikan perkembangan teknologi.
4. Untuk memuaskan konsumen.
5. Untuk menarik konsumen.

Inovasi baru di bidang produk dan jasa pada saat ini dihadapkan pada tiga pilihan berikut :

1. Produk atau jasa yang baru dapat ditempatkan pada salah satu pasaran yang sesuai minat konsumen.
2. Produk atau jasa yang dirancang secara baru dan model baru dapat ditempatkan ditengah-tengah pasar serta disesuaikan dengan daya beli konsumen.
3. Produk atau jasa baru dapat ditampilkan dengan tujuan dapat merebut dan memanfaatkan peluang usaha.

Inovasi produk atau jasa yang dilaksanakan seorang wirausaha atau terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan serta diminati konsumen.

D. MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA

Ada banyak cara bagi wirausaha untuk mengembangkan ide peluang usaha. Diantaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawan. Pengembangan ide harus dilakukan secara terus menerus agar wirausaha dapat memenangkan persaingan yang mangkin tajam. Adapun macam-macam ide yang perlu dikembangkan adalah:

1. Ide dalam pembuatan produk/jasa yang diminati konsumen,
2. Ide dalam pembuatan produk/jasa yang dapat memenangkan persaingan,
3. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk,
4. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen didalam penggunaan produk,
5. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk/jasa yang disenangi konsumen.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha memilih jenis usaha, proses pemilihan ini terdiri atas tahap melalui saringan yang makin lama makin sempit. Untuk itu diperlukan pertimbangan mendalam, biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut :

1. Faktor keuntungan

Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberi keuntungan memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.

2. Faktor penguasaan teknis

Cara pembuatan barang atau jasa perlu dikuasai atau dipelajari atau menggunakan orang lain untuk menguasainya.

3. Faktor pemasaran

Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya di waktu mendatang.

4. Faktor bahan baku

Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan tingkat harga pokok dan kelancaran proses produk usaha.

5. Faktor tenaga kerja

Yang perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja yang murah dan kemungkinan untuk memenuhinya, baik jumlah, keahlian maupun jasa.

6. Faktor modal

Perlu dipertimbangkan kesesuaian antara modal yang disediakan dan kebutuhan masing-masing jenis usaha yang dipertimbangkan.

7. Faktor risiko

Tingkat risiko yang bakal ditanggung perlu dipertimbangkan besarnya kemampuan untuk menanggung dan imbangannya keuntungan yang akan diperoleh.

8. Faktor persaingan

Perlu dipelajari situasi yang bakal terjadi dan disesuaikan dengan kemampuan menghadapinya, dalam modal maupun pemasarannya.

9. Faktor fasilitas dan kemudahan

Fasilitas yang dibutuhkan untuk operasi usaha dan kemudahan penyediaannya menjadi pertimbangan lain bersama, kemudahan yang mungkin dapat diperoleh dari pemerintah seperti pajak.

10. Faktor manajemen

Pertimbangan penting lainnya adalah produk pengelolaannya yang paling sesuai dan bagaimana kemampuan kita untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam mendirikan perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah peraturan pemerintah, perizinan, pertimbangan etis, lingkungan, dan sebagainya.

Jika wirausaha sudah menetapkan jenis usaha sesuai dengan yang diinginkan dan sudah melalui berbagai macam pertimbangan, tugas yang perlu diperhatikan seorang wirausaha adalah mempertimbangkan hal-hal berikut :

1. Jenis usaha yang sesuai dengan hasrat dan minat.
2. Jenis usaha yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan.
3. Jenis usaha yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
4. Jenis usaha yang mudah memeliharanya.
5. Jenis usaha yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen.
6. Jenis usaha yang bahan bakunya mudah didapat.
7. Jenis usaha yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah

Peluang usaha yang sudah dijalankan tentu memerlukan pengembangan supaya lebih dapat mengembangkan potensi yang sudah ada. Diantaranya adalah sebagai berikut.:

1. Integrasi vertikal

Integrasi vertikal adalah penggabungan usaha yang mempunyai keterkaitan usaha yang saling membutuhkan kontinu, misalnya; usaha macam-macam kue, memerlukan pasokan terigu dengan kualitas tertentu dari pemasok.

2. Menambah kapasitas

Penambahan kapasitas adalah menambah atau menaikkan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan peluang pasar baru atau untuk memasuki wilayah pasar baru. Penambahan kapasitas produksi dimungkinkan bila perusahaan masih memiliki kapasitas lebih. Bila kapasitas produksi yang dimiliki sudah dimanfaatkan maksimal, penambahan kapasitas produksi memerlukan penambahan alat-alat baru.

3. Memasuki bisnis baru

Memasuki bisnis baru adalah membuka usaha baru yang tidak ada kaitannya dengan usaha yang sudah berjalan. Memasuki bisnis baru dapat dilakukan dengan menambah jenis produk dari usaha yang sudah berjalan atau mendirikan usaha yang berbeda dengan usaha yang sudah berjalan.

Sumber gagasan/ide bagi produk dan jasa baru juga bisa digunakan untuk mengembangkan usaha. Misalnya :

1. Kebutuhan dan sumber penemuan

Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang ingin dipenuhi. Misalnya; Alat parut kelapa sampai sekarang belum dibuat dalam bentuk yang besar. Sedangkan yang elektronik sudah ada, tetapi buatan luar negeri.

2. Mengamati kekurangan produk lain

Mengamati kekurangan produk dan jasa yang ada merupakan lahan subur bagi gagasan barang dan jasa baru.

3. Pemanfaatan produk dari perusahaan lain

Banyak perusahaan baru yang terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari perusahaan lain yang sudah ada. Misalnya; perusahaan konveksi baru membuat serbet, handuk, keset dari bahan BS (barang sortiran) perusahaan konveksi lain.

E. MENGANALISIS KEMUNGKINAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA
Keberhasilan seorang wirausaha tidak hanya ditentukan oleh faktor keberuntungan semata. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan usaha di antaranya adalah :

1. Adanya perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan dengan baik,
2. Adanya visi, misi, dan dedikasi yang tinggi dalam usaha,
3. Adanya komitmen tinggi dalam berusaha,
4. Adanya SDM yang handal dan didukung teknologi yang tinggi,
5. Adanya manajemen usaha yang baik,
6. Adanya peningkatan permintaan barang dan jasa,
7. Adanya dana yang cukup,
8. Adanya keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha,
9. Adanya minat terhadap bidang usaha,
10. Adanya kebutuhan konsumen yang terpuaskan,
11. Adanya sarana dan prasarana penunjang usaha.

Secara lebih rinci dan luas faktor-faktor pendukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian keberhasilan usaha karena manusia yang mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akan mewujudkannya. Disini diperlukan manusia yang beretos kerja tinggi, rajin, optimis dan pantang menyerah.

2. Faktor Keuangan

Faktor keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha. Faktor tersebut digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu, gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi. Dalam hal ini diperlukan kedisiplinan yang ketat dalam penggunaan dana sehingga segala kegiatan keuangan harus dicatat dan dibukukan secara rapi, teliti, dan terus menerus.

3. Faktor Organisasi

Dengan adanya faktor organisasi maka sumber daya akan masuk pada suatu pola, sehingga orang-orang akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya organisasi berarti seorang wirausaha dapat:

a. Mempertegas hubungan dengan para karyawan,
b. Menciptakan hubungan antarkaryawan,
c. Mengetahui tugas yang akan dijalankan,
d. Mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggung jawab.




4. Faktor Perencanaan

Perencanaan usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengendalian usaha. Oleh karena itu, perencanaan harus dibuat oleh wirausaha sejak usaha didirikan, yaitu dimulai dari :

a. Merencanakan produk apa yang akan dibuat,
b. Memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,
c. Merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,
d. Merencanakan tempat pemasaran produk.

Adapun tujuan dibuatnya perencanaan usaha adalah sebagai berikut :

1. Mendorong cara berpikir wirausaha jauh ke depan,
2. Mengkoordinasi kegiatan usaha,
3. Mengawasi semua kegiatan usaha,
4. Merumuskan tujuan usaha yang akan dicapai.

5. Faktor Mengatur Usaha

Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha, yang perlu dilakukan oleh seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

a. Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,
b. Menyusun struktur organisasi usaha,
c. Memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,
d. Menetapkan balas jasa dan insentif,
e. Membuat jadwal usaha,
f. Pengaturan mesin-mesin produksi,
g. Pengaturan tata laksana usaha,
h. Penataan barang-barang,
i. Penataan administrasi usaha,
j. Pengawasan usaha dan pengendaliannya.

6. Faktor Pemasaran

Faktor Pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:

a. Daya serap pasar dan prospeknya,
b. Kondisi pemasaran dan prospeknya,
c. Program pemasarannya.

7. Faktor Administrasi

Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan.

8. Faktor Fasilitas Pemerintah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995, pemerintah memberikan fasilitas kepada wirausaha yang mengelola usaha kecil, diantaranya :

a. Keringanan membayar pajak,
b. Kemudahan dalam memberi izin usaha,
c. Memberikan keringanan dalam tarif prasarana usaha,
d. Memberikan kemudahan dalam pendanaan usaha,
e. Membantu dalam penyebaran dalam informasi pasar, teknologi, desain dan peningkatan kualitas,
f. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dalam usaha,
g.Membantu fasilitas listrik, bahan baku, jalan raya pemasaran produk keluar negeri, dan sebagainya.

Dalam mengelola usaha kadang-kadang dihadapkan pada suatu kesukaran dan kegagalan. Bagi seorang wirausaha, kegagalan dalam usaha atau berbisnis sebaiknya dijadikan guru sekaligus menjadi pendorong untuk kemajuan usaha yang lebih pesat.

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan usaha antara lain sebagai berikut :

1. Kebiasaan menunda waktu

* menunggu hari esok di dalam usaha

* menunggu waktu dalam usaha

2. Kurang ketekunan dan ketakwaan

* membayangkan kegagalan usaha yang bukan-bukan
* kurang tekun dan kurang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Kepribadian yang negatif

* kurang mampu menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri
* kurang bergaul
* perasaan rendah diri
* lekas menyerah dan tidak percaya pada diri sendiri

4. Kebiasaan boros

* mengeluarkan uang tanpa ada perhitungan dan pengendalian
* perasaan takut miskin
* sifat mementingkan diri sendiri

Berbagai situasi dan perkembangan usaha di masyarakat, kegagalan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Tidak ada perencanaan usaha yang tepat dan matang,
2. Kurang dana untuk modal usaha,
3. Tidak ada kecocokan antara minat dan bakat dengan bidang usaha yang dijalankan,
4. Kurang pengalaman dalam usaha,
5. Lemah dalam bidang pemasaran.

MATERI PEMBELAJARAN

A. CARA MELIHAT PELUANG USAHA

Sebagai orang yang kreatif, calon wirausaha akan mampu melihat banyak peluang usaha yang diciptakan. Jika diindentifikasi, sebenarnya banyak sekali peluang (opportunity) yang menguntungkan, asal ada niat untuk bekerja keras, mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, ulet dan percaya akan kemampuan sendiri.

Peluang usaha yang ada harus digali dan dimanfaatkan dengan baik, jika tidak ingin didahului oleh orang lain. Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Dengan mempelajari dinamika kehidupan masyarakat, wirausaha harus dapat menciptakan kesempatan kira-kira usaha atau bisnis apa yang paling tepat.

Bisnis yang dapat digunakan sebagai peluang usaha adalah bisnis yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Apabila dianalisis, pada zaman sekarang, banyak orang bekerja begitu sibuknya, sehingga tidak sempat mengerjakan hal-hal yang dianggapnya kurang penting. Ini merupakan suatu hal yang bisa kita manfaatkan untuk memunculkan peluang atau kesempatan usaha, terutama di bidang jasa atau pelayan. Misalnya sebagai berikut :

1. Jasa Servis

Banyak orang yang ingin mengikuti perkembangan teknologi, sehingga banyak dijumpai alat canggih di rumah mereka, seperti TV, komputer, mesin cuci dan mobil. Namun mereka tidak punya waktu khusus untuk merawat dan memperbaiki bila terjadi kerusakan. Di sini, jasa servis sangat dibutuhkan.

2. Jasa Hiburan

Untuk mengurangi ketegangan pikiran karena kesibukan bekerja, didirikan usaha bioskop, café, diskotik dan sebagainya.

3. Jasa Transportasi

Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil dan sebagainya.

4. Jasa Kesehatan

Misalnya menyediakan sarana kebugaran, jasa kesehatan, jasa kecantikan (SPA, Fitnes, pijat refleksi dan sebagainya).

5. Jasa Yang Lain

Misalnya jasa penitipan anak, katering, tenaga kebersihan, penulisan, pengetikan karya tulis dan sebagainya.

Sedangkan untuk peluang usaha pemilihan produk, berupa barang, yang dapat menciptakan peluang usaha adalah dengan mempertimbangkan produk-produk sebagai berikut :

1. Mudah dalam pemakaian
2. Efisien dalam penggunaan
3. Kualitas produk yang terjamin
4. Hemat dalam pemakaian
5. Adanya jaminan keamanan dalam pemakaian

Produk/barang yang dibutuhkan oleh masyarakat yang disibukkan oleh berbagai kegiatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di rumah

Misalnya ; alat pemasak nasi sekaligus untuk menyimpan dan memanaskan sayur, panci yang multiguna (untuk menggoreng, merebus, dan oven), sapu yang berfungsi untuk mengepel dan menyapu lantai dan sebagainya).

Dengan adanya barang-barang tersebut, sangat dimungkinkan seseorang menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan dengan waktu yang cepat.

2. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di luar rumah

Misalnya ; tas multifungsi, yang bisa dipakai untuk kerja, tetapi juga bisa dipakai untuk membawa pakaian untuk perjalanan dengan cara dilipat atau dimodifikasi.

3. Produk lainnya yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat

Misalnya ; air dalam kemasan, mie instan dan sebagainya.

Setelah menganalisis peluang usaha yang didasarkan pada jenis jasa dan produk, yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisis peluang usaha yang didasarkan pada minat dan daya beli konsumen. Untuk membuka usaha berupa produk/barang maupun jasa tidak bisa mengabaikan besar kecilnya minat masyarakat dan kuat lemahnya daya beli mereka. Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu wirausaha dalam memanfaatkan peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli konsumen.

1. Apakah produk yang dibuat oleh wirausahawan terdapat dalam suatu industri yang berbasis dan berkembang pesat ?
2. Apakaha minat dan permintaan konsumen terhadap produk di masa depan akan berkembang pesat ?
3. Bagaimana cara wirausaha memproses produk agar sesuai dengan minat dan daya beli konsumen ?
4. Apa kelemahan khusus dari produk yang dibuat ?
5. Sampai di mana sumbangan pemasaran terhadap keberhasilan pembuatan produk berdasarkan minat dan daya beli konsumen ?
6. Bagaimana usaha wirausaha dalam meluaskan pemasaran dan pendistribusian produk ?
7. Dalam hal apakah produk bisa serupa/berbeda dengan produk buatan pesaing ?
8. Bagaimana cara mendesain model produk yang akan dibuat wirausaha ?

Berdasarkan pertanyaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agar produk/jasa yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :

1. Memilih dan membuat produk/jasa yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga bersaing,
2. Membuat desain yang baru dengan harga yang terjangkau,
3. Membuat produk/jasa yang cepat dan lebih murah,
4. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.

B. RISIKO USAHA

Berhasil tidaknya suatu usaha pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana cara pengelolaannya. Banyak risiko yang sering dijumpai pada usaha/bisnis, yaitu :

1. Risiko karena barang yang tidak laku

2. Risiko karena barang tidak bisa terbayar

3. Risiko karena adanya kredit macet

4. Risiko karena adanya pemogokan karyawan

5. Risiko karena harga barang-barang turun naik

6. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan

7. Risiko karena tingkat penjualan rendah

8. Risiko karena kacaunya distribusi

9. Risiko karena sulitnya mencari bahan baku

10. Risiko karena kacaunya manajemen produksi

Seorang wirausaha harus mau dan mampu menghadapi semua risiko yang muncul dengan pertimbangan yang matang. Untuk selanjutnya diteruskan dengan membuat keputusan. Karena wirausaha sebagai penentu risiko dan bukan sebagai penanggung risiko.

Prosedur untuk menganalisis risiko dalam usaha/bisnis adalah :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha
2. Meneliti alternatif risiko
3. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif
4. Taksiran risiko usaha
5. Mengumpulkan informasi usaha
6. Mengurangi risiko usaha



Wirausaha yang sangat berinovatif, kreatif dan prestatif, biasanya mengambil risiko usaha yang sedang-sedang saja. Wirausaha ini selalu menerima adanya perubahan, suka mencoba pelbagai alternatif dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang usaha baru. Inovasi dalam usaha yang menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas, akan menerima tantangan dan memikul risiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

MATERI PEMBELAJARAN
Pengambilan risiko adalah hal yang prinsip dan wajar dalam merealisasikan potensi sendiri sebagai wirausaha. Para wirausaha pada umumnya menyukai pengambilan risiko usaha karena ingin berhasil di dalam mengelola usaha atau bisnisnya. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kendala akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian akan masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang.

A. PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa risiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian financial dan pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah :
1. Risiko adalah sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali dapat diramalkan dengan hasil yang sempurna. Pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil menggunakan criteria peluang (decision under risk) atau criteria ketidakpastian (decision under uncertainly). Pada umumnya untuk risiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).
Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan risiko untuk mencapai tujuan usaha atau bisnis.
Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil risiko, maka mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.

B. MACAM-MACAM RISIKO
Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu :
1. Risiko Teknis (Kerugian)
Risiko ini terjadi akibat kurang mampunya manajer atau wirausaha dalam mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien).
b. Risiko karena adanya pemogokan karyawannya, akibat kesejahteraan kurang diperhatikan.
c. Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak).
d. Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang kecermatan.
e. Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang baik.
f. Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tidak berubah.
g. Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun.
h. Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.
i. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam perusahaan.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Untuk mengantisipasi ini dapat ditempuh berbagai upaya, sebagai berikut :
a. Manajer atau wirausaha menambah tentang pengetahuan tentang
1) Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
2) Kemampuan mengorganisasi (organizational skill), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya modal.
3) Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).


b. Membuat strategi yang terarah untuk masa depan
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, Strategi operasional, Strategi pemasaran dan Strategi penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari Strategi ini adalah :
- untuk tetap memperoleh keuntungan,
- hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang),
- dan tetap bertahan (survive).
c. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi
Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
Contoh : asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja

2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar.
Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain (pesaing). Oleh karena itu para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan para pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para bisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual antara lain :
- adanya perkembangan teknologi,
- adanya tindakan atau peraturan baru dari yang berwajib,
- adanya hubungan intern sehingga terjadi pencurian, kecelakaan dan kebakaran.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan inovasi (product inovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
b. Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.


3. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Upaya mengantisipasi risiko ini dapat ditempuh melalui :
a. Jangan memberikan kredit kepada sembarang orang, tetapi berikan kredit pada orang yang tepat (bonafit) atau memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasinya telah diketahui.
2) Kemampuan untuk membayar (capacity), hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
3) Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal asset.
4) Keadaan usahanya selama ini (condutions) apakah menunjukkan tren naik mendatar atau menurun.
b. Jangan memberikan pinjaman terlalu besar dan mengevaluasi kredibilitas debitor.
c. Memperhatikan pengelolaan dana debitor jika yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba/rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.

4. Risiko di Luar Kemampuan Manusia (force mayor)
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia seperti: bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dianggap tidak ada. Untuk mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.

C. RISIKO WIRAUSAHA
Pada saat memulai usaha, wirausaha biasanya menghadapi risiko (risk) usaha yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan di antara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33% usaha kecil mengalami kegagalan selama 2 tahun pertama masa operasinya.
Ada 3 penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu :
1. Mereka Masuk ke Dalam Bisnis Terlalu Cepat
Mereka terjun ke dalam suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko tergesa-gesa, tanpa melakukan busnisse plan yang mendalam. Tidak melakukan analisis SWOT, Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (peluang) and Treath (ancaman).
2. Mereka Kehabisan Uang
Perencanaan/perkiraan kebutuhan kas adalah hal yang paling prioritas dalam bisnis, dalam hal ini kita mempunyai suatu target tanpa keluar dari rencana yang sudah ditentukan, sehingga wirausaha bisa mengontrol anggaran apa saja yang dikeluarkan. Dengan begitu kita tidak akan mengalami faktor kehabisan uang.
3. Kegagalan Perencanaan Jelas Merupakan Suatu Kesalahan
Wirausaha yang tidak menginginkan kegagalan dalam melakukan suatu bisnis, tentunya hal yang didahulukan adalah sebuah perencanaan yang secara nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Dengan hal itulah, wirausaha bisa terdorong untuk berorientasikan pada tugas dan hasil untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Ada 4 kategori utama dari alasan kegagalan bisnis adalah :
a. kesalahan perencanaan,
b. rendahnya kualitas manajemen,
c. metode bisnis yang tidak mencukupi,
d. kurangnya dana atau modal.
Di samping risiko bisnis wirausaha juga akan menghadapi :
1. Risiko Finansial
2. Risiko Karier
3. Risiko Keluarga dan Sosial

D. ANALISIS RISIKO USAHA
Apabila kita tekun dan ulet serta berani belajar dari kegagalan niscaya suatu saat kita akan sukses.
apabila kita mau belajar dan kerja keras/ulet maka suatu saat akan memperoleh keberhasilan.
Kemungkinan-kemungkinan bertahannya seseorang wirausahawan tetap hidup dalam menghadapi risiko terburuk antara lain :
1. Memperbaiki usaha, memperbaiki tampilan, mengganti nama, mengganti personil, melengkapi alat-alat, mengganti stretegi pemasaran, memperbaiki cara produksi/cara kerja, dan lain-lain.
2. Melakukan alih usaha berpindah dari usaha yang satu ke usaha yang lain yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke bengkel khusus, warung bakso ke warung makan, dan lain-lain.
3. Pindah tempat. Bisa jadi suatu usaha tidak/kurang berhasil karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena di dekatnya ada usaha sejenis yang lain yang lebih kuat.
4. Mencari investor untuk berinvestasi : mencari orang yang memiliki dana untuk menginvestasikan uangnya dengan kompensasi-kompensasi tertentu, misalnya bagi hasil kalau sukses.
5. Meminta pihak lain untuk mengakuisi : meminta pihak lain untuk membeli sebagian besar saham.
Risiko usaha yang ada tidak untuk ditakuti ataupun dicemaskan secara berkepanjangan sehingga akan memperlambat kemajuan usaha. Risiko usaha perlu dikenali, untuk selanjutnya diantisipasi dengan baik. Persiapan dan membuat perhitungan yang matang, mengurangi resiko usaha yang berakibat kerugian usaha.

E. EVALUASI TERHADAP RISIKO
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa apabila risiko tidak diperhitungkan dengan teliti dan cermat akan berdampak pada kegagalan dalam bisnis. Oleh karena itu sebelum membuat keputusan untuk mengambil suatu risiko, sebaiknya dilakukan evaluasi yang mendalam atas risiko tersebut dan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh apabila risiko berhasil ditanggulangi. Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan yang dapat dimanfaatkan oleh wirausaha sebelum memutuskan untuk mengambil risiko :
1. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut ?
Jika usaha bersifat untung-untungan (gambling) maka kemungkinan rugi lebih besar. Untuk mengantisipasi masalah ini, sebaiknya sebelum memulai usaha melakukan study kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
2. Bagaimana risiko itu dapat dikurangi ?
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil misalkan restoran “Ayam Panggang Kalasan” tidak perlu membuat fasilitas lapangan tenis atau kolam renang. Bertindak yang efektif menyebabkan sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
3. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ?
Dalam menyiapkan sumber daya manusia haruslah mempunyai kompetensi/keahlian sesuai dengan bidangnya, sehingga menghasilkan tenaga yang mempunyai produktivitas tinggi, ada pepatah menyatakan “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produktivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar secara formal, informal maupun non formal.
4. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ?
Sikap jiwa yang pesimis pasti ada faktor takut. Tapi bagi seorang yang berjiwa wirausaha harus selalu berpikir positif (positif thinking) yaitu optimis, resiko itu ibaratnya sebuah tantangan. Ibarat nelayan yang ingin menangkap ikan yang besar, ia harus berani menghadapi gelombang laut yang terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus diperhitungkan. Jika resiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki gelanggang judi.
5. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ?
Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan dalam bidang usaha. Selanjutnya haruslah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya. Yang lebih penting lagi setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, untuk selanjutnya harus diikuti dengan keyakinan dan semangat tanpa mengenal menyerah.

MATERI PEMBELAJARAN
A. PENTINGNYA BEKERJA PRESTATIF
Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak dapat dihindari. Setiap wirausaha juga melombakan kata prestatif itu, sehingga seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja secara prestatif. Apakah prestatif itu ? “Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju (ambition drive).

Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari bisnisnya. Seorang wirausaha yang ingin berhasil di dalam usahanya janganlah loyo, pasrah diri, tidak mau berjuang, tetapi harus bersemangat tinggi, berjuang dan berambisi untuk maju dengan komitmen tinggi terhadap pekerjaannya.
Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang berhasil karena bekerja secara prestatif adalah sebagai berikut :
1. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya atau pekerjaannya
2. Mau bertanggung jawab
3. Mempertahankan minat kewirausahaan dalam dirinya
4. Peluang untuk mencapai obsesi
5. Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian.
6. Yakin pada dirinya.
7. Kreatif dan fleksibel.
8. Memiliki motivasi untuk lebih unggul.
9. Berorientasi untuk masa depan.
10. Mau belajar dari kegagalan.
11. Memiliki kemampuan memimpin.
Jika karakteristik prestatif di atas diterapkan oleh seorang wirausaha di dalam bisnis, maka :
- Wirausaha memiliki tekad kuat berusaha tetapi bukan karena terpaksa.
- Wirausaha akan mawas diri dan bertekad bulat untuk maju.
- Wirausaha berpikir ada kemungkinan gagal, tetapi ia tidak gentar.
- Wirausaha ingin maju atau mandiri, walaupun resiko tinggi.
- Wirausaha berpikir positif karena ingin berkreatif.
B. SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF
Ciri khusus perilaku prestatif ialah selalu ingin maju di segala bidang. Dengan demikian orang yang berperilaku kerja prestatif akan memancarkan sifat yang terpuji. Orang yang selalu ingin maju harus mau belajar banyak serta mempunyai keyakinan yang kuat dalam usahanya.
Menurut Stephen Covey dalam bukunya “First Thing’s First” ada empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju, yaitu :
1. Self awareness atau sikap mawas diri.
2. Conscience atau mempertajam suara hati.
3. Independent Will atau pandangan independent untuk bakal bertindak.
4. Creative imagination atau berpikir mengarah ke depan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi serta adaptasi yang tepat.

C. ASPEK-ASPEK KERJA PRESTATIF
Perilaku kerja prestatif dapat dilihat dalam sikap sebagai berikut :
1. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas bukan berarti kerja tanpa mengharapkan gaji/honor. Kerja ikhlas dalam hal ini dapat diartikan kerja yang dilakukan tanpa keluh kesah. Segala jerih payah bahkan rasa lelah tidak dirasakan suatu beban yang berat.
Contoh :
Seorang tukang jahit sepatu walaupun hasil jahitannya hanya dapat untuk menutup biaya, tetapi tetap bekerja dengan baik, melaksanakan pekerjaannya dengan tulus dan berusaha agar pesanan untuk jahitannya baik dengan harapan semoga rejeki yang diterima menjadi berkat Tuhan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
2. Kerja Mawas Diri Dari Rasa Emosional
Kerja mawas diri dapat diartikan tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu tindakan, tidak mudah terpancing oleh suasana dalam menerima suatu kritikan maupun pujian. Sebelum bertindak dipikirkan dengan matang keputusan apa yang akan diambil. Oleh karena itu sikap hati-hati perlu diterapkan agar tidak mudah terjebak pada kesalahan yang sama.
Contoh :
Seorang pemimpin perusahaan yang memiliki masalah pribadi di rumah dengan keluarganya, tidak boleh membawa masalah ke perusahaan.
3. Kerja Cerdas
Cerdas, sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti) dan tajam dalam berpikir. Bekerja tidak hanya mengandalkan otot saja tetapi juga mengandalkan otak artinya untuk mencapai sukses tidak hanya dibutuhkan kerja keras saja akan tetapi juga kecerdasan untuk melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat diterima oleh masyarakat.
Kerja cerdas adalah bekerja dengan menggunakan pikiran yang tajam, cepat, tepat dalam menerima, menanggapi, menentukan sikap dan berbuat.
Wirausahawan yang cerdas, wirausahawan dalam menjalankan pekerjaannya pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang, dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan.
Contoh :
Wirausaha dalam bekerja menggunakan konsep keilmuan, misalnya penggunaan teknologi tepat, menggunakan konsep hitung menghitung (matematika), menggunakan bahasa global, pandai bernegosiasi, berkomunikasi dan mengelola informasi.
4. Kerja Keras
Kerja keras berarti bekerja dengan menggunakan sumber daya secara optimal, misalnya tenaga, pikiran, dan perasaan dalam menggunakan waktu, bahan, dana dan alat.
Kerja keras dalam bekerja mampunyai sifat mabuk kerja untuk dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai, dapat memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapi, sangat bersemangat untuk meraih keinginannya.
Contoh :
Kerja keras seorang nelayan, setiap hari mereka berangkat untuk berlayar tanpa mengenal waktu dan lelah, kadang-kadang kalau cuaca tidak mendukung nelayan tersebut bisa tidak membawa hasil tangkapannya.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas artinya kerja yang tidak setengah-setengah dan mampu mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usahanya secara maksimal.
Contoh :
Seorang pengusaha konveksi dapat mengorganisasikan usahanya dengan baik mulai dari membuat sarana konveksi, lay out konveksi, peralatan yang dibutuhkan, proses produksi, strategi pemasaran, kemungkinan kerugian sampai mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu laba.

D. MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Untuk memberikan motivasi, menanamkan, dan memupuk mental jiwa wirausaha perlu sekali menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Penerapannya dapat berupa aktivitas biasa dalam menjalankan hidup sehari-hari maupun berupa kegiatan bisnis.
1. Di Lingkungan Keluarga
Menerapkan kerja prestatif di lingkungan keluarga di antaranya dapat berupa :
a. Disiplin dalam menjalankan kewajiban, seperti ibadah, belajar dan membantu orang tua, tidak menunda-nunda waktu.
b. Mengisi waktu luang untuk kegiatan yang produktif, kreatif dan inovatif.
c. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan keluarga, dan dikerjakan sebaik-baiknya.
2. Di Lingkungan Sekolah
Media untuk bisa digunakan menerapkan kerja prestatif di lingkungan sekolah antara lain :
a. Kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Kegiatan intra sekolah (OSIS).
c. Unit-unit usaha yang ada di sekolah seperti halnya : koperasi siswa, pertokoan, kantin, bank mini, sanggar busana.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat lebih luas dan kompleks sehingga kegiatan menerapkan kerja prestatif akan lebih leluasa dan bukan simulatif, tetapi benar-benar praktek.
Media yang digunakan :
a. Organisasi kemasyarakatan, seperti karang taruna, organisasi keolahragaan, lembaga swadaya masyarakat, koperasi, dan lain-lain.
b. Dunia usaha dan industri misalnya, magang, bekerja paroh waktu dan sebagainya.

Tugas
A. Tujuan
Mengenali dan memahami mengenal kerja prestatif

B. Alat
1. Buku tulis dan peralatannya
2. Tape rekaman jika diperlukan

C. Langkah Kerja
1. Amati lingkungan di sekitar Anda. Buatlah wawancara dengan para pekerja/profesi wirausahawan. Buatlah daftar mengenai kesimpulan dari wawancara Anda mengenai kerja prestatif.
2. Lakukan diskusi dengan teman sebangku Anda untuk mengidentifikasi ciri-ciri orang yang bersikap dan perilaku kerja prestatif. Dengan melakukan tugas ini diharapkan Anda akan memahami dan melaksanakan dalam hidup sehari-hari.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat !
1. Mengapa dalam lingkungan keluarga, orang tua adalah pemegang otoritas dalam perilaku kerja prestatif ?
2. Jelaskan karakteristik prestatif yang digunakan seorang wirausaha dalam bisnisnya !
3. Sebutkan cara memotivasi anak untuk berperilaku kerja prestatif !
4. Jelaskan bentuk-bentuk kemajuan wirausaha berupa teknologi dan produk dalam melakukan kerja prestatif !
5. Jelaskan pengaruh kerja ikhlas terhadap kerja prestatif !
6. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam konsep penerapan disiplin di lingkungan sekolah ?
7. Mengapa disiplin proses belajar di sekolah sangat penting ?
8. Apa sebabnya kita harus melakukan kerja sama dengan orang lain ?
9. Apa akibatnya jika seseorang wirausaha tidak menerapkan konsep kejujuran ?
10. Apa sebabnya kita perlu menerapkan kepedulian terhadap mutu dalam bentuk hasil kerja ?

MATERI PEMBELAJARAN
Dalam mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sikap inovatif, kreatif dan bekerja efektif dan efisien. Hal ini dapat sebagai faktor pendorong terwujudnya keberhasilan bagi seorang wirausaha. Uraian berikut akan membahas tentang inovatif, kreatif, dan bekerja secara efisien dan efektif dalam hubungannya dengan upaya menumbuhkan semangat.

A. INOVATIF
1. Pengertian Inovatif
Orang yang sudah terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan dalam bisnisnya. Oleh karena itu sangat diperlukan orang-orang yang bersifat kreatif dan inovatif.
Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat dijual dan merupakan hal atau terobosan baru.
Sedangkan kemampuan inovatif seorang wirausahawan merupakan proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual.
Contoh :
Seorang wirausaha bergerak dalam bidang jasa boga yang ingin sukses selalu berusaha berinovatif dalam hal bentuk, rasa, kemasan, atau bahan baku yang dipakai, dan lain-lain.

2. Pentingnya Inovatif
Apabila wirausahawan ingin sukses dan terus dapat menjalankan usahanya, ia harus membuat produk-produk yang dihasilkan dengan inovasi-inovasi baru sebab dalam dunia bisnis pada zaman sekarang produk-produk dan pelayanannya tanpa adanya inovatif tidak akan berkembang dan tidak akan mungkin sukses dalam berwirausaha. Keterlambatan berinovasi dalam produk dan pelayanan akan mengakibatkan kegagalan bagi seorang wirausaha. Dengan adanya bisnis akan membawa perkembangan dan perubahan dalam otonomi (Joseph Schumpeter).
Ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, antara lain :
a. Berorientasi kepada tindakan untuk selalu berinovasi.
b. Membuat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.
c. Memulai membuat produk dengan inovatif yang terkecil.
d. Menentukan tujuan dalam berinovatif.
e. Menjalankan uji coba dan revisi.
f. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman.
g. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovatif.
h. Menghargai karyawan yang mempunyai gagasan dalam berinovatif.
i. Mempunyai keyakinan dan bekerja dengan penuh inovatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan inovatif seseorang wirausahawan adalah keinginan untuk berprestasi, pemasaran, resiko, pendidikan, pengalaman dan lain sebagainya. Adanya inovatif yang berasal dari orang lain akan memicu seseorang untuk berusaha agar bisnisnya berhasil.

3. Menerapkan Kemampuan Berinovatif
Seorang wirausahawan yang berinovatif tinggi dikenal mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif secara sistematis dan logis. Kombinasi tersebut menjadi bekal penting bagi keberhasilan di dalam berwirausaha. Menurut Koratko (1955), ada 4 jenis proses penerapan kemampuan inovatif, yaitu :
a. Invensi (penemuan) merupakan penemuan produk atau jasa yang merupakan proses yang benar-benar baru.
Contoh : Penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, penemuan pesawat telepon oleh Alexander Graham Bell, lampu pijak oleh T.A. Edison.
b. Ekstensi (pengembangan) merupakan pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa, atau proses yang ada.
Contoh : Pengusaha restoran MC. Donald’s yaitu Raynoc.
c. Duplikasi (penggandaan) merupakan replikasi kreatif atas konsep yang telah ada.
Contoh : Walmart (Departement Store).
d. Sintesis merupakan kombinasi atas konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan atau formulasi baru.
Contoh : Merril Lyuch (Lembaga Keuangan) dan Fred Smith (Federal Express).
Faktor-faktor yang mendukung tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan inovatif menurut James Brian Quinn (1945) adalah sebagai berikut :
a. Iklim dan visi
Perusahaan yang inovatif mempunyai visi yang singkat dan jelas, serta memberi dukungan nyata untuk terwujudnya suasana inovatif.
b. Orientasi pasar
Perusahaan yang inovatif melandaskan visi mereka dengan kenyataan yang ada di pasar.
c. Organisasi yang tetap datar dan kecil
Kebanyakan perusahaan yang inovatif berusaha menjaga keseluruhan perusahaan tetap datar serta tim proyek yang terkecil.
d. Proses belajar interaktif
Di dalam suatu lingkungan yang inovatif, proses belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan garis fungsi tradisional dalam suatu perusahaan.
Dalam hubungan dengan bisnis, inovasi dapat dilakukan dengan terhadap :
- Produk, seperti : design/bentuk, corak/warna, rasa, ukuran, manfaat, keunggulan, kemudahan penggunaan.
- Atribut produk, seperti : harga, distribusi, kemasan, merk, promosi, pelayanan dan cara pembelian.

4. Prinsip-Prinsip Inovasi
a. Prinsip Keharusan
1) Keharusan menganalisis peluang
Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis. Tujuannya adalah mencari peluang yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan.
2) Keharusan memperluas wawasan
Makin banyak hal-hal baru yang kita dapat maka makin mudah bagi kita untuk mencari gagasan yang inovatif, memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara lebih banyak membaca, mendengar dan merasakan.
3) Keharusan untuk bertindak efektif
Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga timbul pernyataan “hal ini sebetulnya sederhana, mengapa tidak berpikir sebelumnya”.


4) Keharusan untuk tidak berpikir muluk
Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan sumber inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi. Tetapi akan lebih baik jika dari hal-hal yang lebih kecil dahulu.
b. Prinsip larangan
1) Larangan untuk berlagak pintar
2) Larangan untuk rakus
3) Larangan untuk berpikir terlalu jauh ke depan
5. Mengembangkan Cara Berpikir Inovatif
Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk berpikir secara inovatif tetapi kemungkinan ini hanya berkemauan keras untuk mengembangkan kemampuannya tersebut menjadi suatu keberhasilan. Untuk mengembangkan cara berpikir inovatif, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Membiasakan memiliki kemampuan
b. Memperkaya sumber ide
c. Membiasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
d. Menumbuhkan sikap empati
e. Merupakan kemampuan inovatif

6. Menerapkan Kemampuan Inovatif Dalam Pola Asuh Di Sekolah
Untuk mampu berinovatif di lingkungan sekolah siswa diharapkan bisa mencari hal-hal yang bisa memberikan ide-ide segar atau menambah pengetahuan dengan cara :
a. Mengunjungi secara rutin perpustakaan sekolah atau pergi ke took buku untuk mencoba mencari buku-buku yang memberikan ide-ide baru. Juga biasakan memperbanyak daftar pustaka untuk tugas makalah yang diberikan oleh guru. Ini akan memperkaya wawasan.
b. Usahakan bersikap aktif saat diskusi di kelas. Ungkapkan pendapat tidak perlu merasa malu, segan, juga jangan merasa tersinggung atau marah jika ada teman menyanggah pendapat yang kita ajukan. Ini akan melatih kita untuk menerima perbedaan pendapat.
c. Gunakan waktu istirahat untuk berdiskusi dengan teman-teman tentang keadaan saat ini. Munculkan gagasan-gagasan yang terlintas untuk menghadapi keadaan. Jangan takut untuk ditertawakan. Ini akan melatih kita membangun impian-impian besar yang didasarkan pada kebutuhan.




B. KREATIVITAS
1. Pengertian Kreativitas
Nasib buruk dan sial jangan sampai kita biarkan mengganggu pikiran kita. Arahkan pandangan kita pada masa depan yang gemilang. Kegelapan yang suram harus kita ubah menjadi lebih cerah, produktif, dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada hal-hal yang baik dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir demikian kita katakan cara kreatif dan produktif.
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan kreativitas kreatif itu ? Conny Setiawan (1984) menjelaskan kreativitas adalah sebagai berikut :
- Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu produk yang baru.
- Kreativitas kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Menurut A. Roe ( Kao.1989:15-16) manusia kreatif mempunyai ciri-ciri :
a. Keterbukaan dalam pengalaman,
b. Melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa,
c. Keingintahuan,
d. Menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan,
e. Dan menerima perbedaan,
f. Percaya pada diri sendiri,
g. Tekun,
h. Berani mengambil resiko,
i. Tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok.

E. Ugene Raudsepp, (1983, Profile of the Creative Individual, Creative Computing) menambahkan syarat-syarat seorang disebut kreatif, antara lain :
a. sensitivitas kepada persoalan,
b. kesiapan dan kemampuan untuk menghasilkan sejumlah ide-ide besar,
c. fleksibilitas
d. keaslian
e. mau mendengarkan perasaan-perasaan orang lain
f. keterbukaan terhadap fenomena di bawah sadar
g. motivasi
h. bebas dari ketakutan atas kegagalan
i. kemampuan untuk berkonsentrasi
j. berpikir dengan berbagai image
k. kepandaian memilih




2. Pentingnya Kreativitas
Seorang wirausahawan perlu melakukan kreativitas karena :
a. Keberhasilan dalam persaingan bisa diperoleh dengan mengembangkan daya kreatif.
b. Kreatifitas merupakan sumber yang berharga dan harus dipelihara serta jangan disia-siakan.
c. Tantangan baru selalu muncul dan harus dihadapi dengan kreativitas baru.
d. Kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan perginya serta memiliki keunikan yang tinggi.

3. Melatih Kreativitas Melalui Kegiatan
Agar lebih jelas di bawah ini diberkan contoh melatih kreativitas seseorang :
a. Seorang siswi SMK di sekolah membuat kejutan dengan membuat kue dengan resep baru sebagai hasil eksperimennya.
b. Siswa SMK jurusan tata kecantikan mencoba untuk membuat baki lamaran dengan hiasan yang baru dan model yang bermacam-macam.
c. Siswa menyusun batang korek/stick es cream untuk dibuat menjadi gedung, mobil, lampion, motor dan lain-lain.
d. Seorang membuat keset dari kain percak.
Berdasarkan penelitian, kreativitas dapat didefinisikan menjadi 3 tipe kreativitas yang berbeda, yaitu :
a. Menciptakan
Menciptakan adalah proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
b. Modifikasi sesuatu
Dalam memodifikasi sesuatu, orang mencari cara-cara membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaannya oleh orang lain.
c. Mengkombinasikan
Mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan.

4. Menerapkan Kemampuan Kreativitas
Banyak hal dapat dilakukan untuk menerapkan dan meningkatkan kreativitas para calon wirausaha. Diantaranya sebagai berikut :
a. Menggunakan akal
Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan analisis terhadap pengetahuan, evaluasi, dan tahap-tahap implementasi. Jadi seorang wirausaha yang ingin lebih kreatif, syaratnya harus melatih diri dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan usaha.
b. Hapus perasaan ragu-ragu
Penghambat pemikiran kreatif diantaranya ragu-ragu terhadap pemikiran ide-ide positif. Oleh karena itu agar kreativitas seseorang calon wirausaha dapat berkembang maka hapuslah perasaan ragu-ragu itu dan berpikirlah secara positif.
c. Mengenali lingkungan
Untuk membantu meningkatkan kreativitas para calon wirausaha dapat dilakukan dengan cara pandang yang statis terhadap lingkungan yang telah ada. Caranya adalah wirausaha mengenali hubungan yang baru dan berbeda.
d. Mengembangkan perspektif fungsional
Seorang wirausaha yang kreatif akan dapat melihat teman-temannya, sebagai alat untuk memenuhi keinginannya dan membantu menjelaskan serta menyelesaikan suatu pekerjaanya.
Beberapa kebiasaan mental jelek yang dapat menghambat kreativitas wirausaha diantaranya :
a. Pemikiran kemungkinan (probabilitas)
Guna memperoleh keamanan dalam membuat keputusan, seorang wirausaha cenderung percaya kepada teori kemungkinan. Apabila berlebihan maka hal ini akan menghambat seseorang dalam kenyataan yang sebenarnya tengah dihadapi. Dalam kreativitas sering kali seseorang wirausaha mencari kesempatan yang hanya akan datang sekali saja dalam hidupnya.
b. Stereotype
Dalam hal ini sudah ada ketentuan atau karakteristik tertentu untuk suatu hal. Begitu pula halnya kesuksesan yang dapat diraih. Karena keterbatasannya, seorang wirausaha ingin melakukan sesuatu hal karena stereotype ini akan terlunasi cara pandang dan persepsinya terhadap kemungkinan lain sebenarnya dapat diraih.
c. Pemikiran lain
Sejalan dengan pesatnya perkembangan kehidupan seorang wirausaha banyak terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak orang yang mengira dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya. Bagi orang yang kreatif, lebih baik menerima keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut.
d. Mencari selamat
Dalam mencari kehidupannya, orang akan cenderung menghindari resiko misalnya resiko kegagalan. Bahkan dianggap sebagai permainan yang menarik dan dapat dijadikan guru untuk keberhasilan di masa yang akan datang.
Untuk membantu menerapkan kemampuan kreatif seseorang, dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Rileks
Beberapa cara atau teknik rileks adalah dengan meditasi, mendengarkan alunan musik, mendengarkan humor, rekreasi, dan berhenti sejenak memikirkan permasalahan.
b. Melatih otak
Mengeluarkan semua gagasan tanpa harus menyebut pemecahannya terlebih dahulu, latihan konsentrasi dan memikirkan cara menyelesaikan masalah-masalah pribadi.
c. Menentukan keinginan
Kamu harus memahami permasalahannya sebelum mencoba memecahkannya, mengumpulkan fakta-faktanya dan mencoba mengidentifikasi fakta-fakta yang paling penting.
d. Cara mengatasi masalah
Hal ini dapat dilakukan dengan mematok waktu untuk memfokuskan pada tahap merencanakan, menyusun sub tujuan, mengingat kembali masalah-masalah yang serupa. Bagaimana memecahkan permasalahannya ? Caranya pergunakanlah analogi-analogi, strategi pemecahan yang berbeda, baik secara verbal, visual, matematis atau diagram-diagram, selanjutnya harus percaya pada intuisi dan bermainlah pada gagasan-gagasan yang positif.
e. Cara melakukan sesuatu dengan baik
Cara ini melibatkan upaya-upaya secara orisinil, menjaga keterbukaan pikiran dan menunda menggunakan cara-cara biasa dalam mengerjakan sesuatu.
Berdasarkan analisis Guilfold, disebutkan ada lima faktor sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir positif :
a. Kelancaran (fluency)
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
b. Keluwesan (Fleksibility)
Kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c. Keaslian (Originality)
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara asli dan tidak klise.
d. Penguraian (Elaboration)
Kemampuan untuk menguraikan suatu secara lebih rinci.
e. Perumusan kembali (Redefinition)
Kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.

5. Hambatan Dalam Berpikir Kreatif
Hambatan utama yang dihadapi untuk berpikir kreatif adalah adanya pembatasan-pembatasan dalam berpikir. Pembatasan-pembatasan tersebut adalah pembatasan situasi dan pembatasan mental.
Pembatasan situasi adalah pembatasan yang nyata misalnya keterbatasan uang, umur, waktu, fisik, pendidikan dan norma dalam masyarakat. Semua itu adalah fakta yang membatasi proses berpikir kreatif seseorang.
Pembatasan mental adalah pikiran-pikiran yang membatasi proses berpikir kreatif seseorang. Misalnya kekhawatiran tentang dana terbatas, waktu yang tidak cukup, pihak lain yang enggan membantu dan sebagainya.

6. Berpikir Positif
Berpikir positif adalah selalu mengarahkan dan menekankan kepada hal-hal yang positif, yaitu dengan melihat dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang menguntungkan dan menyenangkan terhadap setiap hal yang dilihat dan dihadapi.
Motto yang harus benar-benar diperhatikan adalah 3 H yaitu ; Head, Hand, Heart. Bekerja dengan pikiran sehat, tangan yang terampil dan hati yang luhur adalah sebagian dari keimanan terhadap Tuhan. Betapa bahagianya orang yang dapat melaksanakan ke tiga hal tersebut.
Membiasakan diri berpikir positif akan membuat seseorang :
a. Membuat seseorang tangkas dan sigap dalam melaksanakan tugas, pandai merebut kesempatan dan bahagia dalam hidupnya.
b. Tidak akan dihinggapi berbagai sikap mental negatif seperti iri, dengki dan malas.
c. Menumbuhkan berbagai ide baru yang positif.
Seseorang yang berpikir positif akan selalu berpikir bahwa segala sesuatu itu pasti ada gunanya sehingga cara berpikir ini mengarahkan orang untuk menjadi orang yang kreatif, dinamis dan maju.

C. BERPIKIR EFEKTIF DAN EFISIEN
1. Pengertian
Efektif adalah mencapai sasaran sesuai rencana, sedangkan efisien artinya perbandingan terbaik antara usaha dan hasil (usaha tertentu untuk mencapai hasil tertentu).
Bekerja efektif dan efisien adalah bekerja yang mencapai hasil tertentu sesuai dengan hasil yang direncanakan dengan pengorbanan tertentu pula (waktu, tenaga, pikiran, biaya dan ruang).
Beberapa unsur penunjang bekerja efektif dan efisien, yaitu :
a. Ketetapan ; tepat dalam membuat rencana, menentukan sasaran, memilih, menggunakan metode, mengukur dan sebagainya.
b. Kecermatan ; cermat dalam memilih, mengerjakan pekerjaan, dan lain-lain.
c. Kecepatan ; cepat dalam menangkap kebutuhan konsumen, memperoleh informasi dan sebagainya.
d. Penghematan ; hemat dalam menggunakan waktu, tenaga dan biaya.
e. Keselamatan ; Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan selamat sehingga tidak menjadi resiko yang harus ditanggung dan dibiayai.

2. Pentingnya Latihan Bekerja Efektif Dan Efisien
Pentingnya menanamkan pekerjaan efektif dan efisien melalui latihan adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan kemampuan bekerja secara efektif dan efisien,
b. Untuk mengurangi pengawasan dalam bekerja,
c. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
d. Untuk mengembangkan rasa kesetiakawanan,
e. Untuk mengembangkan sikap para pegawai yang positif,
f. Untuk mengembangkan dan memupuk kemampuan berprakarsa,
g. Untuk mengembangkan daya kreativitas,
h. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi.

3. Manajemen Waktu Sebagai Bagian Dari Cara Kerja Yang Efektif dan Efisien
Kemampuan menggunakan waktu dengan tepat, efektif, efisien dan menguntungkan, merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan para wirausaha. Bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan dari wirausaha dalam berbisnis juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam memanajemen waktunya.
Agar para wirausaha dapat menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membantu memanajemen waktunya.
a. Apakah telah mengadakan pembagian waktu menurut semestinya ?
b. Apakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan tepat objek dan tepat waktu ?
c. Untuk apa waktu-waktu yang akan datang digunakan ?
d. Apakah telah menggunakan waktu yang ada ?
e. Apakah telah membuang waktu dengan sia-sia ?
f. Berapa lama waktu yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat ?
g. Bagaimana harus membagi waktu agar bermanfaat ?
Berikut beberapa petunjuk untuk menggunakan dan mendayagunakan waktu secara efektif dan efisien :
a. Buatlah perencanaan usaha atau bisnis dan kegiatan-kegiatan untuk mencari tujuan.
b. Biasakanlah untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan sehari-hari.
c. Sadarilah bahwa waktu sangat berharga untuk mengisi kehidupan dengan berkarya dan berprestasi.
d. Renungkanlah dan rumuskan hal-hal yang menjadi tujuan dalam hidup.
e. Jangan suka menunda-nunda pekerjaan.
f. Kenalilah kondisi penyesuaian diri terhadap waktu.
g. Melatih kedisiplinan dalam setiap melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan.
h. Untuk memperkuat disiplin, usahakanlah membiasakan diri bekerja dengan konsentrasi penuh.
i. Manfaatkanlah waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang berguna bagi hidup ini, baik untuk belajar, bisnis, memperkaya pengalaman, maupun untuk mengerjakan kegiatan lainnya.
j. Bekerjalah di dalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis.
k. Manfaatkanlah waktu jam makan sebaik-baiknya untuk menjalin hubungan kekeluargaan, dapat bertukar pikiran, serta merancang kegiatan-kegiatan yang efektif dan efisien bagi kepentingan bisnis.
l. Sedapat mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas-tugas.

MATERI PEMBELAJARAN
Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, kita harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita mengolah jiwa entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.

Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.
A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”.
Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin.
Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press, 1971)
Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai advanturisme (berpetualang), risk taking (mengambil resiko) dan thrill-seeking (pencari kegentaran).
Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti :
1. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru
2. Pekerjaan baru
3. Lingkungan kerja yang kreatif
4. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis
5. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)

B. TUJUAN, SYARAT DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAAN
1. Tujuan Kewirausahaan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, andal dan unggul.
d. Menumbuhkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat.
2. Sementara itu, manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai penggerak pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan.
b. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
c. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan mempunyai pribadi yang patut diteladani.
d. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun, dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
e. Berusaha mendidik para karyawan agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
3. Untuk menjadi seseorang wirausahawan yang baik dan sukses syaratnya sebagai berikut :
a. Tidak konsumtif dan boros.
b. Harus mengutamakan keberhasilan.
c. Harus mampu bergaul dan bersikap luwes.
d. Harus mampu mengorganisasi diri.
e. Harus berwatak baik.
f. Berpikiran positif, ulet, terampil.
g. Harus mempunyai komitmen tinggi.
h. Berani menanggung resiko
i. Kreatif dan inovatif dalam segala kegiatan proses produksi.
4. Seorang wirausaha harus mempunyai sifat dasar dan kemampuan sebagai berikut :
a. Wirausaha adalah pencipta perubahan.
b. Wirausaha adalah seseorang yang selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan sebagai peluang dan kesulitan.
c. Wirausaha adalah orang yang cenderung mudah jenuh terhadap segala kemapanan hidup, kemudian bereksperimen dengan adanya pembaharuan.
Adapun fungsi-fungsi wirausaha sebagai berikut :
a. Mengusahakan inovasi-inovasi baru.
b. Membuka pasar baru.
c. Memasuki usaha-usaha baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain.
d. Memulai produksi jenis barang/jasa baru.
Wirausaha banyak memberikan manfaat bagi pembangunan nasional, antara lain :
a. Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
b. Pelaksana pembangunan bangsa dan Negara.
c. Meningkatkan kepribadian dan martabat/harga diri.
d. Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar.

C. SASARAN KEWIRAUSAHAAN, RUANG LINGKUP DAN FALSAFAH WIRAUSAHA
1. Sasaran kewirausahaan adalah sebagai berikut :
a. Para generasi muda pada umumnya, anak-anak sekolah, anak-anak putus sekolah dan calon para wirausaha.
b. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas pengusaha kecil dan koperasi.
c. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha (BUMN), organisasi profesi, dan kelompok masyarakat.
2. Sedangkan ruang lingkup kewirausahaan meliputi bidang, sebagai berikut :
a. Lapangan agraris
b. Lapangan perikanan
c. Lapangan peternakan
d. Lapangan perindustrian dan kerajinan
e. Lapangan pertambangan dan energi
f. Lapangan perdagangan
g. Lapangan pemberi jasa
3. Beberapa falsafah wirausaha yang perlu dihayati adalah sebagai berikut :
- Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup harus banyak belajar tentang dirinya sendiri.
- Kegagalan usaha harus diterima sebagai pengalaman.
- Kekuatan berusaha datangnya dari tindakannya sendiri bukan dari tindakan orang lain.
- Resiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausahawan harus menerimanya dan bertanggung jawab.
- Adanya keberhasilan usaha setelah mengalami kegagalan.
- Wirausaha yang menghindari resiko rendah tidak ada tantangan dan menjauhi resiko tinggi karena ingin berhasil.
- Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha adanya sikap dan tindakan wirausaha.
- Prestasi total sebuah bisnis, terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausahawan.
- Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
- Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelemahan diri sendiri.

D. MENGIDENTIFIKASI SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHA
1. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik berasal dari kata dasar karakter yang berarti sifat atau watak sehingga dapat dikaitkan dengan wirausaha, karakteristik wirausaha adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ciri khas, watak, perilaku, tabiat, dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Agar seseorang wirausahawan dapat sukses maka harus memiliki keterampilan. Adapun keterampilan yang harus dimiliki seseorang wirausahawan adalah :
a. Keterampilan dasar
Keterampilan dasar meliputi :
1) Memiliki mental dan spiritual yang tinggi
2) Memiliki kepribadian yang unggul
3) Pandai berinisiatif
4) Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
b. Keterampilan khusus
Keterampilan khusus ini meliputi :
1) Keterampilan konsep (conceptual skill) adalah keterampilan melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuatnya.
2) Keterampilan teknis (technical skill) adalah keterampilan melakukan teknik tertentu dalam mengelola usahanya.
3) Human skill adalah keterampilan bekerja sama dengan orang lain, bawahan dan sesama wirausaha.
Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirausaha yang terkenal dengan istilah dengan 10 D, yaitu :
a. Dream (mimpi)
Seorang wirausaha mempunyai misi atau keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.
b. Decisiveness (cepat mengambil keputusan)
Seorang wirausaha dalam melakukan pekerjaannya tidak lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh pertimbangan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis.

c. Doers (pelaku)
Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya.
d. Determination (ketetapan hati)
Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
e. Dedication (dedikasi)
Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausaha melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah, 1 jam sehari atau 7 hari dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan rasa semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.
f. Devotion (kesetiaan)
Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya.
g. Detail (rincian)
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h. Destiny (nasib)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Wirausaha merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung pada orang lain.
i. Dollars (uang)
Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan motivasinya bukan karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapatkan laba, bonus, atau hadiah.
j. Distribute (distribusi)
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai kesuksesan dalam bidang bisnisnya.
Sedangkan menurut B.Marbun (1993) memiliki pendapat sendiri mengenai karakteristik wirausahawan. Berikut ciri-ciri dan watak wirausahawan menurut B.Marbun :


a. Percaya diri
Meliputi watak :
1) Keyakinan 4) Teguh pendiriannya
2) Ketidaktergantungan 5) Optimisme terhadap pekerjaannya
3) Individualistik
b. Berorientasikan tugas dan hasil
1) Kebutuhan akan prestasi 4) Tekad kerja keras
2) Berorientasikan pada laba 5) Mempunyai dorongan yang kuat
3) Ketekunan dan ketabahan 6) Energik dan inisiatif
c. Pengambilan resiko
1) Kemampuan mengambil resiko
2) Inisiatif 3) Suka pada tantangan
d. Kepemimpinan
1) Bertingkah laku sebagai pemimpin
2) Dapat bergaul dan bekerja sama dengan orang lain
3) Menanggapi saran-saran dan kritik dengan positif
e. Keorisinilan
1) Inovatif dan kreatif 3) Punya banyak sumber dan informasi
2) Fleksibel 4) Serba bisa
f. Berorientasi ke masa depan
1) Pandangan luas ke depan
2) Punya cita-cita

2. Memahami karakteristik wirausahawan
Karakteristik wirausahawan dan keberhasilan usaha selalu berhubungan dengan hal berikut ini :
a. Kerja keras
Artinya kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan/memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.


b. Disiplin
Artinya sikap yang selalu tepat waktu dan tepat janji, sehingga orang lain mempercayainya. Modal utama dalam berwirausaha adalah “perolehan kepercayaan dari orang lain”.
c. Realistis
Artinya cara berpikir yang penuh dengan perhitungan yang sesuai dengan kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan menjadi angan-angan atau mimpi belaka. Oleh karena itu, apabila memiliki gagasan atau ide sekecil atau sebesar apapun harus dipikirkan kemungkinan realitasnya dan keterlaksanaannya.
d. Mandiri
Artinya sikap tidak menggantungkan keputusan tentang apa yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan sendiri serta tidak merasa besar karena orang lain, tetapi besar karena usaha kerasnya. Sikap percaya diri tumbuh dari adanya rasa percaya pada diri sendiri.
e. Prestatif
Artinya melakukan sesuatu dengan pikiran bahwa yang akan diwujudkan memiliki nilai-nilai keunggulan sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain, tidak asal jadi bahkan merampas/meniru hasil karya orang lain.
f. Komitmen tinggi
Artinya sikap teguh memegang prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta berusaha menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.
g. Jujur
Artinya mau dan mampu mengatakan apa adanya. Kejujuran dapat disamakan dengan amanah. Amanah berarti apabila diberi kepercayaan dalam berwirausaha tidak berkhianat, kalau berkata selalu benar, jika berjanji dalam bisnis tidak ingkar.
Sikap jujur perlu sekali dimiliki oleh seorang wirausahawan karena akan mendatangkan kepercayaan dari orang lain. Kejujuran dalam kegiatan bisnis, misalnya jujur dalam menimbang barang, membayar hutang, dan lain-lain.

E. PERLUNYA PENGEMBANGAN SIKAP MENTAL WIRAUSAHA
Tuntutan zaman yang berubah dengan krisis ekonomi yang menggelobal dengan menghadapi banyak permasalahan yang berupa keterpurukan hidup, pengangguran, kemiskinan dan keterbelakangan. Langkah tepat untuk keluar permasalahan itu adalah dengan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk menjadi entrepreneur (wirausahawan).
Mengapa wirausaha dibutuhkan ? Jawabannya adalah karena sikap mental wirausaha bisa menjadi “motor penggerak” dalam pembangunan negara dalam hal :
- Memajukan ekonomi bangsa dan negara
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat
- Ikut mengurangi pengangguran
- Membantu mengentaskan kemiskinan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sikap mental wirausaha penting karena dapat mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta kerja sehingga dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan negara-negara miskin seperti kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi rendah.


F. FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN
Keberhasilan dalam hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang sehingga orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam mencapai keberhasilan tersebut, perlu diketahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan.
Dengan semangat kerja yang tinggi dan kreativitas yang luar biasa, seorang wirausaha berkeinginan untuk meningkatkan nilai lebih dan kualitas hidup dirinya dengan menjadi seorang wirausaha. Menjadi wirausaha sukses merupakan idaman banyak orang di dunia ini.
Dalam banyak studi, para peneliti mengidentifikasi karakteristik seorang wirausaha yang berhasil (successful entrepreneur) sebagai berikut :
1. Komitmen, dan ketabahan hati secara total.
2. Bergerak maju untuk mencapai tujuan dan tumbuh.
3. Peluang dan orientasi pada tujuan.
4. Mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi.
5. Konsisten terhadap pemecahan masalah.
6. Realisme dan mempunyai sense of humor.
7. Mengambil resiko yang telah diperhitungkan dan mencari resiko.
8. Memiliki obsesi untuk mendapatkan dan mendayagunakan peluang.
9. Memiliki kreativitas dan flesibilitas.
10. Memiliki kemampuan leadership.
11. Selalu terbuka untuk bekerja sama.
12. Keinginan untuk belajar dari kegagalan.
13. Memiliki motivasi besar untuk sukses.
14. Berkemauan dan berkemampuan melihat, mengakui dan menghargai potensi pihak atau orang (pesaing) lain.
15. Berorientasi ke masa depan.
Di samping kita mempelajari seorang wirausaha dan suatu bisnis berhasil, kita juga ingin mengkaji mengapa mereka (pengusaha/wirausaha) juga gagal. Seorang pelaku bisnis gagal disebabkan beberapa hal, yaitu :
1. Manajer yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman. Mungkin disebabkan kurangnya training atau kurangnya pengalaman manajemen.
2. Kurangnya modal.
3. Kurangnya perhatian penuh terhadap usahanya. Biasanya usaha kecil membutuhkan waktu banyak untuk membangun sebuah kegiatan.
4. Kalah bersaing, penyebabnya karena lemahnya dalam penguasaan dan penerapan teknologi tepat guna dan sumber daya manusia yang belum berkualitas sesuai dengan tuntutan.
5. Lemahnya sistem kontrol. Karena sering lemahnya sistem kontrol maka sering terjadi pembengkakan biaya dan tidak tercatatnya kegiatan usaha.
6. Lokasi usaha kurang strategis.
7. Masalah pemasaran yang tidak bisa meluas.
8. Bencana alam.
Baik kegagalan ataupun keberhasilan sangat tergantung pada kemampuan mengidentifikasi peluang asli atau peluang awal suatu bisnis, ketika bisnis tersebut dirancang untuk didirikan atau dijalankan. Dalam mengidentifikasi dan mendayagunakan peluang, sejak dari awal harus sudah dirancang dan diperhitungkan produk apa yang akan dijual, bagaimana melayani pasar, dan berapa tinggi atau besar harga barang yang akan ditawarkan kepada konsumen, sehingga diharapkan konsumen membeli produk yang ditawarkan.

Buku Tamu atau shoutbox berfungsi untuk menyimpan pesan bagi pengunjung blog, fungsi utama adalah sebagai bentuk silaturahmi para blogger dalam mengenalkan atau mempromosikan blog mereka kepada blogger lainnya, pada saat mereka mengirim pesan lewat shoutbox maka link blog mereka akan terupdate otomatis, shingga apabila kita akan melakukan kunjungan balasan, cukup mengklik nama pengunjung dan langsung akan menuju blog mereka, cara membuatnya sebagai berikut :

1. Masuk ke www.shoutmix.com atau SILAHKAN KLIK DISINI

2. Klik Create Shoutbox

3. Isi data data yang diminta kemudian beri tanda centang I have read and agree to the Terms of Service kemudian klik contuinue

3. Kemudian jika sukses kita akan langsung masuk pada member area, klik GED CODES untuk mengambil kode htmlnya, kopy kode tersebut

4. Login Ke Blogger, klik Rancangan, pilih ADD PAGE ELEMENT sesuai keinginan kita dimana akan menempatkan kotak tersebut

5. Pasre kode html shoutbox yang kita copy tadi di member area shoutmix

6. Klik SIMPAN...Selesai

Sebagian besar pengguna Blogger bertanya Tanya tentang: “Dapatkah kita menambah fungsi read More di blogspot atau blogger agar artikel tidak menjuntai terlalu panjang di halaman utama? Jawaban dari pertanyaan itu adalah Bisa. Meskipun Blogger atau blogspot tidak memiliki fitur Read More, tapi kita atau anda masih bisa menambah fungsi Read More di dalamnya. Apa yang anda butuhkan untuk membuat atau menambah fungsi Read More di blogspot atau blogger adalah dengan hanya menambah kan beberapa kode ke dalam template blog anda. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

# Sign in seperti biasa di blogger dengan id milik sobat


# Klik Setting


# Klik Formatting


# Pada layar paling bawah, ada text area kosong disamping tulisan Post Template, isi tesxt area kosong tersebut dengan kode di bawah ini :

<div class="fullpost">


</div>

Klik tombol yang bertuliskan Save Settings

Pemasangan kode ini di maksudkan agar pada saat posting artikel, kode tersebut langsung muncul tanpa harus menuliskan terlebih dahulu, jadi membantu kita agar tidak harus selalu mengingat kode tersebut.



Langkah selanjutnya yaitu menambahkan kode pada template, silahkan ikuti langkah berikut :

* Klik menu Dasboard


* Klik menu Layout


* Klik menu Edit HTML

# Beri tanda centang pada kotak di samping tulisan Expand Widget Template, sekali lagi jangan lupa beri tanda centang dulu yah, sebab kalau tidak, nanti akan tidak sesuai dengan langkah selanjutnya


# Tunggu beberapa saat ketika proses sedang berlangsung

Silahkan Sobat cari kode / yang mirip berikut pada kode template milik sobat :

<div class='post-body'>

Copy kode HTML di bawah ini kemudian paste di bawah kode tadi

<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>

<style>.fullpost{display:inline;}</style>

<p><data:post.body/></p>

<b:else/>

<style>.fullpost{display:none;}</style>

Kemudian lihat kebagian bawah sehingga terlihat kode berikut ini

<p><data:post.body/></p>

Copy kode HTML di bawah ini kemudian paste di bawah kode tadi

<a expr:href='data:post.url'>Read More......</a>

</b:if>

# klik tombol bertuliskan Save Template

# Selesai.

Cara Posting Artikel

* Klik menu Posting


* Klik menu Edit HTML, maka secara otomatis tampak kode yang telah kita setting tadi, yakni :

<div class="fullpost">


</div>

Tulisankan artikel yang ingin tampak pada blog sebelum kode :

<div class="fullpost">

Tulis keseluruhan sisa artikel sesudah kode di atas tadi dan sebelum kode :

</div>

# Klik tombol bertuliskan TERBITKAN ENTRI

# Klik tulisan Open New Window untuk melihat hasil dari postingan kita, kemudian lihat apakah hasilnya sukses atau tidak. Jika tidak, mungkin ada bagian yang terlewatkan. Coba lihat kembali langkah diatas


# Selamat mencoba !