Free Template

product 1

Sebuah web penyedia layanan template gratis untuk yang senang dengan desain blog yang unik.

Multimedia

product 1

Viva news sebuah media yang mengupas berbagai informasi menarik, aktual baik dalam maupun luar negri.

Customizations

product 1

Belajar marketing online untuk pemula dan siap untuk meraih pendapatan hanya di ADSENSE CAMP.

MEMBER MARKETBLOGCOM SMKN 3 PONTIANAK

MENGAMBIL RISIKO USAHA

Nadya Nandy | 04.06 | 1 komentar


MATERI PEMBELAJARAN
Pengambilan risiko adalah hal yang prinsip dan wajar dalam merealisasikan potensi sendiri sebagai wirausaha. Para wirausaha pada umumnya menyukai pengambilan risiko usaha karena ingin berhasil di dalam mengelola usaha atau bisnisnya. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kendala akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian akan masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang.

A. PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa risiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian financial dan pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah :
1. Risiko adalah sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali dapat diramalkan dengan hasil yang sempurna. Pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil menggunakan criteria peluang (decision under risk) atau criteria ketidakpastian (decision under uncertainly). Pada umumnya untuk risiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).
Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan risiko untuk mencapai tujuan usaha atau bisnis.
Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil risiko, maka mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.

B. MACAM-MACAM RISIKO
Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu :
1. Risiko Teknis (Kerugian)
Risiko ini terjadi akibat kurang mampunya manajer atau wirausaha dalam mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien).
b. Risiko karena adanya pemogokan karyawannya, akibat kesejahteraan kurang diperhatikan.
c. Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak).
d. Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang kecermatan.
e. Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan yang kurang baik.
f. Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tidak berubah.
g. Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun.
h. Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.
i. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam perusahaan.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Untuk mengantisipasi ini dapat ditempuh berbagai upaya, sebagai berikut :
a. Manajer atau wirausaha menambah tentang pengetahuan tentang
1) Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
2) Kemampuan mengorganisasi (organizational skill), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya modal.
3) Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).


b. Membuat strategi yang terarah untuk masa depan
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, Strategi operasional, Strategi pemasaran dan Strategi penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari Strategi ini adalah :
- untuk tetap memperoleh keuntungan,
- hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang),
- dan tetap bertahan (survive).
c. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi
Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
Contoh : asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja

2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar.
Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain (pesaing). Oleh karena itu para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan para pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para bisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual antara lain :
- adanya perkembangan teknologi,
- adanya tindakan atau peraturan baru dari yang berwajib,
- adanya hubungan intern sehingga terjadi pencurian, kecelakaan dan kebakaran.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan inovasi (product inovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
b. Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.


3. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
Bagaimana mengantisipasi risiko ini ?
Upaya mengantisipasi risiko ini dapat ditempuh melalui :
a. Jangan memberikan kredit kepada sembarang orang, tetapi berikan kredit pada orang yang tepat (bonafit) atau memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasinya telah diketahui.
2) Kemampuan untuk membayar (capacity), hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
3) Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal asset.
4) Keadaan usahanya selama ini (condutions) apakah menunjukkan tren naik mendatar atau menurun.
b. Jangan memberikan pinjaman terlalu besar dan mengevaluasi kredibilitas debitor.
c. Memperhatikan pengelolaan dana debitor jika yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba/rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.

4. Risiko di Luar Kemampuan Manusia (force mayor)
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia seperti: bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dianggap tidak ada. Untuk mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.

C. RISIKO WIRAUSAHA
Pada saat memulai usaha, wirausaha biasanya menghadapi risiko (risk) usaha yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan di antara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33% usaha kecil mengalami kegagalan selama 2 tahun pertama masa operasinya.
Ada 3 penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu :
1. Mereka Masuk ke Dalam Bisnis Terlalu Cepat
Mereka terjun ke dalam suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko tergesa-gesa, tanpa melakukan busnisse plan yang mendalam. Tidak melakukan analisis SWOT, Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (peluang) and Treath (ancaman).
2. Mereka Kehabisan Uang
Perencanaan/perkiraan kebutuhan kas adalah hal yang paling prioritas dalam bisnis, dalam hal ini kita mempunyai suatu target tanpa keluar dari rencana yang sudah ditentukan, sehingga wirausaha bisa mengontrol anggaran apa saja yang dikeluarkan. Dengan begitu kita tidak akan mengalami faktor kehabisan uang.
3. Kegagalan Perencanaan Jelas Merupakan Suatu Kesalahan
Wirausaha yang tidak menginginkan kegagalan dalam melakukan suatu bisnis, tentunya hal yang didahulukan adalah sebuah perencanaan yang secara nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah tulisan. Dengan hal itulah, wirausaha bisa terdorong untuk berorientasikan pada tugas dan hasil untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Ada 4 kategori utama dari alasan kegagalan bisnis adalah :
a. kesalahan perencanaan,
b. rendahnya kualitas manajemen,
c. metode bisnis yang tidak mencukupi,
d. kurangnya dana atau modal.
Di samping risiko bisnis wirausaha juga akan menghadapi :
1. Risiko Finansial
2. Risiko Karier
3. Risiko Keluarga dan Sosial

D. ANALISIS RISIKO USAHA
Apabila kita tekun dan ulet serta berani belajar dari kegagalan niscaya suatu saat kita akan sukses.
apabila kita mau belajar dan kerja keras/ulet maka suatu saat akan memperoleh keberhasilan.
Kemungkinan-kemungkinan bertahannya seseorang wirausahawan tetap hidup dalam menghadapi risiko terburuk antara lain :
1. Memperbaiki usaha, memperbaiki tampilan, mengganti nama, mengganti personil, melengkapi alat-alat, mengganti stretegi pemasaran, memperbaiki cara produksi/cara kerja, dan lain-lain.
2. Melakukan alih usaha berpindah dari usaha yang satu ke usaha yang lain yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke bengkel khusus, warung bakso ke warung makan, dan lain-lain.
3. Pindah tempat. Bisa jadi suatu usaha tidak/kurang berhasil karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena di dekatnya ada usaha sejenis yang lain yang lebih kuat.
4. Mencari investor untuk berinvestasi : mencari orang yang memiliki dana untuk menginvestasikan uangnya dengan kompensasi-kompensasi tertentu, misalnya bagi hasil kalau sukses.
5. Meminta pihak lain untuk mengakuisi : meminta pihak lain untuk membeli sebagian besar saham.
Risiko usaha yang ada tidak untuk ditakuti ataupun dicemaskan secara berkepanjangan sehingga akan memperlambat kemajuan usaha. Risiko usaha perlu dikenali, untuk selanjutnya diantisipasi dengan baik. Persiapan dan membuat perhitungan yang matang, mengurangi resiko usaha yang berakibat kerugian usaha.

E. EVALUASI TERHADAP RISIKO
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa apabila risiko tidak diperhitungkan dengan teliti dan cermat akan berdampak pada kegagalan dalam bisnis. Oleh karena itu sebelum membuat keputusan untuk mengambil suatu risiko, sebaiknya dilakukan evaluasi yang mendalam atas risiko tersebut dan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh apabila risiko berhasil ditanggulangi. Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan yang dapat dimanfaatkan oleh wirausaha sebelum memutuskan untuk mengambil risiko :
1. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut ?
Jika usaha bersifat untung-untungan (gambling) maka kemungkinan rugi lebih besar. Untuk mengantisipasi masalah ini, sebaiknya sebelum memulai usaha melakukan study kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
2. Bagaimana risiko itu dapat dikurangi ?
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil misalkan restoran “Ayam Panggang Kalasan” tidak perlu membuat fasilitas lapangan tenis atau kolam renang. Bertindak yang efektif menyebabkan sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
3. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ?
Dalam menyiapkan sumber daya manusia haruslah mempunyai kompetensi/keahlian sesuai dengan bidangnya, sehingga menghasilkan tenaga yang mempunyai produktivitas tinggi, ada pepatah menyatakan “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produktivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar secara formal, informal maupun non formal.
4. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ?
Sikap jiwa yang pesimis pasti ada faktor takut. Tapi bagi seorang yang berjiwa wirausaha harus selalu berpikir positif (positif thinking) yaitu optimis, resiko itu ibaratnya sebuah tantangan. Ibarat nelayan yang ingin menangkap ikan yang besar, ia harus berani menghadapi gelombang laut yang terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus diperhitungkan. Jika resiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki gelanggang judi.
5. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ?
Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan dalam bidang usaha. Selanjutnya haruslah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya. Yang lebih penting lagi setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, untuk selanjutnya harus diikuti dengan keyakinan dan semangat tanpa mengenal menyerah.

Category:

Vk bhardwaj: My name is vikas . I'm administrator of Www.BestTheme.Net.This blog was opened for Demo test .

1 komentar

  1. Info terbaru winenlose Agen Bola Promo 100% SBOBET IBCBET Casino Poker Tangkas Online merupakan Agen Judi Online untuk taruhan Bola, terpercaya dan aman untuk taruhan Bola secara Online